Dalam dunia esports, khususnya Mobile Legends: Bang Bang (MLBB), profesionalisme dan etika adalah 2 aspek krusial yang menentukan keberhasilan dan keberlanjutan karier seorang pro player.

Meskipun kemampuan teknis dan strategi permainan sangat penting, sikap dan perilaku di dalam maupun di luar pertandingan memiliki peran yang tidak kalah signifikan. Berbagai insiden telah menunjukkan bahwa pelanggaran etika dapat merusak reputasi individu dan tim, serta mencoreng citra industri esports secara keseluruhan.

Kita akan melihat dari sisi sosial kenapa etika dalam berucap dan berperilaku di esports sangat diperhatikan oleh masing-masing tim.

Mengapa Etika Penting bagi Pro Player?

Etika dalam esports mencakup berbagai aspek, mulai dari sportivitas, integritas, hingga tanggung jawab sosial. Berikut beberapa alasan mengapa pro player harus menjaga etika selama bertanding maupun di luar pertandingan:​

1. Menjaga Reputasi Pribadi dan Tim Pepatah "karena nila setitik, rusak susu sebelanga" ternyata berlaku di dunia esports. Tindakan tidak etis dari 1 pemain dapat merusak reputasi individu dan tim. Meskipun mungkin beberapa tindakan tidak etis tersebut dimaksudkan sebagai candaan kepada rekan setim, tetap saja itu dianggap tidak sopan dan mencoreng sportivitas.
2. Menjamin Keberlanjutan Karier Menjaga etika dapat membantu para pro player yang ingin tetap melanjutkan kariernya di dunia esports, mengingat negara Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi etika di kehidupan sosial*.* Pelanggaran etika dapat berujung pada sanksi berat, termasuk pemecatan, Freeze Contract dan larangan bertanding.
3. Membangun Citra Positif Industri Esports Sebagai salah satu industri hiburan yang terus berkembang, pro player memiliki tanggung jawab untuk mencerminkan nilai-nilai positif. Perilaku tidak etis dapat merusak citra esports di mata publik dan sponsor.
4. Menjadi Contoh Para Fans dan Masyarakat Pro player sudah termasuk kategori ke dalam tokoh masyarakat yang dikenal serta menjadi idola oleh para fans. Oleh karena itu, pro player wajib menjaga etika baik di dalam maupun di luar pertandingan agar menjadi contoh tokoh yang baik dan bisa ditiru oleh para fans dan masyarakat.

Contoh Kasus Pelanggaran Etika oleh Pro Player Mobile Legends

Berikut beberapa kasus nyata yang menunjukkan konsekuensi dari pelanggaran etika dalam skena Mobile Legends:​

• Doyok (Geek Fam) Pada pertandingan MPL Season 6 antara Geek Fam dan AURA Fire, Doyok tertangkap kamera mengacungkan jari tengah setelah pertandingan. Perilaku ini tentu tidak pantas untuk ditiru dan bisa menjadi perilaku negatif yang bisa ditiru oleh masyarakat yang melihatnya. Meskipun Doyok mengklaim bahwa tindakan tersebut ditujukan sebagai candaan kepada rekan setim, pihak MPL menganggapnya sebagai perilaku negatif dan menjatuhkan sanksi larangan bermain dalam dua pertandingan berikutnya.
• Branz (Bigetron Alpha) Dalam sebuah sesi live streaming, Branz lupa mematikan mikrofon setelah siaran berakhir. Akibatnya, para penonton setia Branz bisa mendengar suara yang mengandung unsur seksual. Pihak Bigetron Esports segera melakukan klarifikasi dan memberikan sanksi kepada Branz berupa larangan bermain selama 1 bulan, termasuk absen dalam turnamen MSC.
• Valanyr (SIREN Moon) Dalam turnamen Women Star League (WSL) Season 2, Valanyr melakukan gestur tangan yang tidak pantas bersama staf timnya, Ivan, setelah pertandingan melawan EVOS Ladies. Akibatnya, SIREN Moon mendapat pengurangan dua poin, Valanyr dilarang bermain selama satu pertandingan dan menerima pemotongan gaji, sementara Ivan juga ikut menerima hukuman pemotongan gaji dan sempat dirumahkan.
• AYDIAZ (NGID Aiko) Pada WSL Season 4, AYDIAZ tertangkap kamera melakukan gestur negatif saat menghadapi EVOS. Akibatnya, NGID Aiko mendapatkan hukuman berupa pengurangan poin menjadi nol, dan AYDIAZ dilarang bermain hingga hari ke-6 serta menerima sanksi dari tim berupa larangan bermain selama satu musim dan pemotongan insentif.
• Listy Chan (EVOS Ladies) Terlibat dalam skandal cinta segitiga dengan salah satu Youtuber kontroversial juga yang bernama Ericko Lim dan Jessica Jane. Listy Chan harus menghadapi konsekuensi berat setelah skandal ini terbongkar ke publik. EVOS Esports memutus kontraknya, dan Listy Chan kehilangan beberapa pekerjaan sebagai brand ambassador produk gaming. Kasus ini juga ikut mencoreng reputasi Listy Chan serta di dunia esports Indonesia.
• Kelra (OMEGA Esports) Pemain asal Filipina ini terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa rekan sesama pro player, termasuk V33Wise dan IDNS Ramella. MPL PH menjatuhkan sanksi berupa larangan bermain dan denda yang tidak disebutkan nominalnya. Kelra kemudian meminta maaf atas perilakunya.
• Udil (Homebois) Pemain asal Indonesia atas nama Udil, baru saja terkena skandal ketika artikel ini dibuat. Kasus yang dihadapi oleh sang spicy boy ini bukan hanya kasus perselingkuhan saja, tetapi juga Udil terkena kasus menjual obat terlarang, dan kasus pengancaman. Sampai artikel ini dibuat, belum ada klarifikasi dari Udil sendiri dan tim Homebois juga masih menyelidiki kasus ini.

Penutup

Etika dalam dunia esports bukanlah sekadar formalitas, melainkan fondasi yang menentukan keberhasilan dan keberlanjutan karier seorang pro player.

Dengan menjaga sikap profesional, menghormati lawan, dan bertanggung jawab atas tindakan, pro player tidak hanya membangun reputasi pribadi yang baik tetapi juga berkontribusi pada perkembangan positif industri esports secara keseluruhan.

Sebaliknya, pelanggaran etika dapat membawa konsekuensi serius, termasuk sanksi hukum, pemecatan, dan kerusakan reputasi yang sulit diperbaiki. Oleh karena itu, penting bagi setiap pro player untuk menjadikan etika sebagai prinsip utama dalam setiap aspek karier mereka.

Penulis juga mengajak para pembaca, terutama yang sering mengikuti turnamen-turnamen esports untuk menjaga etika perkataan dan perilaku di mana pun tanpa terkecuali.

Top up Diamond Mobile Legend termurah dan tercepat hanya di www.ardtopup.com 🔥⚡