Rank Epic seringkali menjadi titik jebakan bagi banyak pemain. Tidak sedikit yang mengeluh karena sudah bermain selama lebih dari 1 season namun tetap saja stuck di tier Epic ini.

Kadang naik ke Legend sebentar, lalu langsung turun lagi dan susah naik kambeli ke Legend. Hal ini memicu rasa frustasi, mempertanyakan kemampuan diri sendiri, bahkan sampai menyalahkan system rank match, Moonton, atau rekan satu tim yang dikira dark system.

Namun, sebenarnya masalah utama bukan hanya pada tim atau keberuntungan, melainkan pada kebiasaan dan pola pikir pemain itu sendiri. Jika pemain tidak segera mengubah pola pikir dan kebiasaan bermain, maka pemain hanya akan stuck di Epic ini.

Berikut adalah 5 alasan mendasar ciri-ciri pemain rank Epic yang tidak pernah naik-naik dan hanya naik sebentar kemudian turun lagi rank balik ke Epic.

1. Mental Mudah Menyerah Saat Tim Kacau

Salah satu hal paling umum yang menjadi penyebab seorang pemain tidak kunjung naik rank adalah mental yang cepat menyerah. Ketika memasuki permainan dan menemukan tim yang tidak sinkron, seperti role yang tidak sesuai, hero yang tidak relevan, atau ada yang AFK, banyak pemain langsung kehilangan semangat.

Mereka bermain asal-asalan, bahkan ikut menjadi toxic, AFK, atau trolling. Padahal, pemain yang benar-benar berusaha tetap bisa mendapatkan kemenangan atau epic comeback yang tidak disangka-sangka.

Pemain harus tetap berusaha memberikan performa terbaik dan fokus pada peluang untuk comeback. Dalam banyak kasus, kemenangan tetap bisa diraih meski awal permainan berjalan buruk.

2. Gonta-Ganti Role Atau Hero Tapi Tidak Menguasai Satu Pun

Masalah berikutnya adalah pemain yang terlalu sering mencoba semua role ataupun hero tanpa benar-benar menguasai salah satunya. Hari ini menjadi jungler, nanti jadi marksman, lusa roamer, dan sering gonta-ganti hero lagi.

Namun, saat dimainkan, pemain hanya menguasai dasar-dasarnya saja dan tidak mengetahui cara menggunakan potensi hero secara maksimal. Dalam situasi kompetitif seperti ranked mode, hal ini jelas merugikan tim.

Pemain perlu memiliki satu role utama yang dikuasai dengan sangat baik dan dilengkapi dengan role kedua yang masih bisa dikuasai jika tidak bisa bermain dengan role pertama. Selain itu, belajar 2-3 hero yang META dan bisa dikuasai oleh pemain dengan mudah. Jangan memaksakan diri untuk menggunakan hero yang sulit meskipun META.

Hal ini membuat pemain bisa lebih konsisten dalam berkontribusi kepada tim dan mengangkat performa permainan. Menguasai semua role dan mennggunakan semua hero memang bagus, tapi dalam konteks menaikkan rank, spesialisasi jauh lebih penting.

3. Lebih Fokus Koleksi Skin Daripada Tingkatkan Skill

Fenomena umum lainnya adalah banyak pemain rank Epic yang terlalu fokus pada koleksi skin dan flexing skin hero yang dimiliki. Banyak pemain yang rela menghabiskan uang demi skin collector, epic, hingga limited edition, namun tidak sebanding dengan peningkatan kemampuan bermain.

Padahal skin hanyalah kosmetik yang tidak berhubungan dengan kemampuan pemain untuk sering mendapatkan kemenangan. Dalam pertandingan, bukan efek recall, efek animasi skin, atau suara khusus skill ultimate yang menentukan kemenangan, melainkan positioning, timing, dan pengambilan keputusan.

Banyak contoh pemain yang menggunakan skin gratisan, tapi bisa jadi MVP karena paham mekanik dan tempo permainan. Sebaliknya, tidak sedikit yang pakai skin mahal tapi tidak berkontribusi secara signifikan dalam permainan. Jadi, jika memang ingin pamer skin, sebaiknya diiringi dengan peningkatan skill agar tampil keren luar dalam.

4. Tidak Mau Evaluasi dan Terlalu Cepat Menyalahkan Tim

Sikap defensif dan tidak mau introspeksi menjadi salah satu penghambat terbesar dalam kemajuan rank. Setiap kalah, selalu memberikan alasan yang egois dan menyalahkan hal-hal yang tidak bisa dikendalikan oleh dirinya, padahal karena diri sendiri yang membuat kekalahan terjadi.

Pemain seperti ini menganggap dirinya selalu benar dan tidak melihat kesalahan sendiri. Padahal, banyak peningkatan signifikan yang terjadi saat pemain mulai menyadari kelemahan mereka sendiri, seperti positioning yang buruk, blunder saat war, dan kesalahan lainnya.

Mulailah membiasakan diri menonton replay dan memperhatikan gerakan serta keputusan sendiri selama match. Evaluasi ini akan membuka banyak wawasan tentang kesalahan yang sebelumnya tidak disadari.

5. Tidak Mengikuti Perkembangan Meta dan Patch Terbaru

Mobile Legends adalah game yang sangat dinamis. Hero, item, dan sistem permainan selalu diperbarui secara berkala. Yang dulunya overpower bisa tiba-tiba menjadi lemah setelah nerf dan sebaliknya pula.

Namun sayangnya, banyak pemain tetap memaksakan untuk menggunakan hero favorit yang sudah tidak cocok dengan META saat ini. Mereka mengabaikan update patch dan tidak menyesuaikan strategi. Akibatnya, mereka kalah karena lawan menggunakan hero yang lebih efektif di META terbaru.

Untuk menghindari hal ini, pemain perlu minimal membaca ringkasan patch atau menonton ulasan dari content creator. Hanya butuh 5–10 menit untuk memahami perubahan terbaru, namun dampaknya sangat besar dalam permainan.

Penutup

Rank Epic Bukanlah sebuah sebuah kesalahan, tapi cerminan konsistensi dan batu loncatan untuk melompat lebih tinggi. Perlu diingat, skill bisa diasah seiring waktu, namun mental petarung, kemauan belajar, dan konsistensi adalah fondasi utama yang akan membawa pemain keluar dari Epic dan melaju ke Legend, bahkan Mythic.

Jadi mulai sekarang, ubah mindset dan kebiasaan bermain menjadi lebih baik lagi. Dengan begitu, pemain bukan hanya sekadar berharap pada keberuntungan, tapi juga aktif membentuk kualitas permainan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Karena pada akhirnya, bukan rank yang menentukan seberapa jago seorang pemain, tapi proses belajar dan berkembang yang konsistenlah yang menjadi bukti nyata.

Top up Diamond & Wdp Mobile Legend termurah dan tercepat hanya di www.ardtopup.com 🔥⚡